NAMA : ROSINA
NIM : 311
411 108
SEMESTER/KELAS : V C
MATA
KULIAH : APRESIASI PUISI
1) TEMA ATAU MAKNA
TRAGEDI WINKA
& SIHKA
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
Puisi, 1995
Tragedi = Kejadian
Winka(kesengsaraan/perceraian) =
Kawin(kebahagiaan/persatuan)
Sihka(permusuhan) = Kasih(cinta)
Dalam
puisi “Tragedi Winka dan Sihka” tema
atau makna yang terkandung di dalamnya adalah tentang kehidupan berumah
tangga yang penuh lika-liku kehidupan yang pada awal pernikahannya berbahagia namun setelah itu berubah menjadi
winka dan sihka (kebencian/perpisahan) berikut kutipan puisinya
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
.............
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
.............
2)
RASA
Dalam puisi
ini unsur rasa adalah rasa kebahagiaan, sedih, perpisahan, kebenciaan dan
berserah diri. Rasa kebahagiaan pada bait I, yaitu:
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
Rasa sedih,
perpisahan, kebencian, yaitu:
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
3)
NADA
Unsur nada
pada puisi Tragedi Winka dan Sihka adalah kasihan dan mengharukan.
4)
AMANAT
Unsur
amanat pada puisi ini adalah kalau memilih pasangan hidup jangan salah memilih
dan jangan beranggapan kehidupan berumah tangga itu mudah seperti yang di
bayangkan.
5)
DIKSI
Pada puisi Tragedi
Winka & Sihka unsure diksi terdapat pada judul serta
isinya yaitu
Tragedi kawin
Sihka kasih
Winka kawin
Ku Allah Maha Kuasa
Pada puisi ini penyair lebih memilih
judul Tragedi Winka dan Sihka karena
merupakan kejadian yang tragis dalam kehidupan berumah tangga yang
pada akhirnya ia berserah diri pada yang Kuasa yang di tulis dalam bentuk zig
zag
6)
IMAJI/CITRAAN
Pada puisi Tragedi Winka dan
Sihka terdapat imaji penglihatan, pendengaran, perasaan( penyair seakan-akan
melihat, mendengar, dan merasakan apa yang di alami penyair).
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
……………..
ka
win
ka
win
……..
win
ka
win
……..
winka
sihka
sihka
sihka
sihka
sihka
sihka
7)
KATA NYATA
Kata nyata yang terdapat
dalam puisi Tragedi Winka dan Sihka
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
……..
winka
sihka
sihka
sihka
sihka
8)
MAJAS
Pada puisi ini
menggunakan majas tauntote padabait ke-1 baris pertama sampai kelima karena
mengalami pengulangan.
Majas yang kedua majas
simploke yaitu
Ka
WiKa
win
9)
RITME DAN RITMA
Pada puisi Tragedi Winka dan
Sihka rima asonansi terdapat pada kata “kawin”
1)
TEMA/MAKNA
WAHAI PEMUDA MANA TELURMU?
Oleh: Sutardji C.S
Apa gunanya merdeka
Kalau tak bertelur
Apa gunanya bebas
Kalau tak menetas?
Wahai bangsaku
Wahai pemuda
Mana telurmu?
Burung jika tak bertelur
Tak menetas
Sia-sia saja terbang bebas
Kepompong menetaskan
kupu-kupu,
Kuntum membawa bunga
Putik jadi buah
Buah menyimpan biji
Menyimpan mimpi
Menyimpan pohon
dan bunga-bunga
Uap terbang menetas awan
Mimpi jadi, sungai pun jadi,
Menetas jadi,
Hakekat lautan
Setelah kupikir-pikir
Manusia ternyata burung berpikir
Setelah kurenung-renung
Manusia adalah
burung merenung
Setelah bertafakur
Tahulah aku
Manusia harus bertelur
Burung membuahkan telur
Telur menjadi burung
Ayah menciptakan anak
Anak melahirkan ayah
Wahai para pemuda
Wahai garuda
Menetaslah
Lahirkan lagi
Bapak bagi bangsa ini!
Menetaslah
Seperti dulu
Para pemuda
Bertelur emas
Menetas kau
Dalam sumpah mereka
Puisi, 2010
Oleh: Sutardji C.S
Apa gunanya merdeka
Kalau tak bertelur
Apa gunanya bebas
Kalau tak menetas?
Wahai bangsaku
Wahai pemuda
Mana telurmu?
Burung jika tak bertelur
Tak menetas
Sia-sia saja terbang bebas
Kepompong menetaskan
kupu-kupu,
Kuntum membawa bunga
Putik jadi buah
Buah menyimpan biji
Menyimpan mimpi
Menyimpan pohon
dan bunga-bunga
Uap terbang menetas awan
Mimpi jadi, sungai pun jadi,
Menetas jadi,
Hakekat lautan
Setelah kupikir-pikir
Manusia ternyata burung berpikir
Setelah kurenung-renung
Manusia adalah
burung merenung
Setelah bertafakur
Tahulah aku
Manusia harus bertelur
Burung membuahkan telur
Telur menjadi burung
Ayah menciptakan anak
Anak melahirkan ayah
Wahai para pemuda
Wahai garuda
Menetaslah
Lahirkan lagi
Bapak bagi bangsa ini!
Menetaslah
Seperti dulu
Para pemuda
Bertelur emas
Menetas kau
Dalam sumpah mereka
Puisi, 2010
Dalam puisi “Wahai Pemuda Mana Telurmu?” tema yang
terkandung di dalam puisi adalah pengarang ingin memberi tahukan kepada para
pemuda bahwa mereka sebagai generasi penerus bangsa yang berpotensi agar mereka
membangkitkan semangat mereka untuk tetap mengisi kemerdekaan.
Apa gunanya merdeka
Kalau tak bertelur Potensi
Apa gunanya bebas Guna kemerdekaan
Kalau tak menetas? Tak ada semangat juang
Wahai bangsaku
Wahai pemuda
Mana telurmu?
Burung jika tak bertelur
Kalau tak bertelur Potensi
Apa gunanya bebas Guna kemerdekaan
Kalau tak menetas? Tak ada semangat juang
Wahai bangsaku
Wahai pemuda
Mana telurmu?
Burung jika tak bertelur
Tak menetas
Sia-sia saja terbang bebas
Sia-sia saja terbang bebas
2) RASA
Unsur rasa dalam puisi wahai pemuda telurmu? adalah
rasa ingin kebebasan, keinginan pemuda untuk bangkit, semangat.
Apa gunanya merdeka
Kalau tak bertelur
Apa gunanya bebas
Kalau tak menetas?
Wahai bangsaku
Wahai pemuda
Mana telurmu?
Kalau tak bertelur
Apa gunanya bebas
Kalau tak menetas?
Wahai bangsaku
Wahai pemuda
Mana telurmu?
Rasa
menyalakan burung
jika tak bertelur
tak menetas
sia-sia saja terbang bebas
Rasa
bangkit Menetas
Seperti dulu
Para pemuda
Bertelur emas
3) NADA
Unsur
nada himbauan Wahai
pemuda-pemuda
Wahai garuda
Menetaslah
Lahirkan lagi
Bapak bagi bangsa ini?
Nada
harapan Buah
menyimpan biji
Menyimpan mimpi
Menyimpan pohon
Dan bunga-bunga
4) AMANAT
Amanat dalam puisi ini adalah pemuda indonesia
sekaligus penerus bangsa kita haruslah meneruskan perjuangan bangsa Indonesia
dan membangkitkan semangat.
5) DIKSI
Unsur diksi yang terdapat didalamnya adalah
……………….
Manusia
ternyata burung berpikir
Bapak
bagi bangsa ini
…………….
6) IMAJI
Pada puisi Wahai Pemuda Mana Telurmu? terdapat
imaji penglihatan yang seakan-akan pengarang dan pembaca melihat secara
langsung “kuntum membawa
bunga”
Kepompong menetaskan
kupu-kupu,
Kuntum membawa bunga
Putik jadi buah
Buah menyimpan biji
Menyimpan mimpi
Menyimpan pohon
dan bunga-bunga
kupu-kupu,
Kuntum membawa bunga
Putik jadi buah
Buah menyimpan biji
Menyimpan mimpi
Menyimpan pohon
dan bunga-bunga
7) KATA
NYATA
Pada puisi Wahai Pemuda Mana Telurmu? kata
nyata yang di dukung oleh imaji terdapat
pada
Kepompong menetaskan
kupu-kupu,
Kuntum membawa bunga
Putik jadi buah
Buah menyimpan biji
Menyimpan mimpi
Menyimpan pohon
dan bunga-bunga
kupu-kupu,
Kuntum membawa bunga
Putik jadi buah
Buah menyimpan biji
Menyimpan mimpi
Menyimpan pohon
dan bunga-bunga
8) MAJAS
Dalam puisi Wahai Pemuda Mana Telurmu?
Menggunakan majas Metafora dan Personifikasi, majas repitisi
Pada
majas metafora terdapat pada
Setelah
kurenung-renung
Manusia adalah burung
merenung
Dalam puisi ini membandingkan manusia dengan
seekor burung yang memiliki sifat yang sama yaitu para muda harus melanjutkan/
meneruskan perjuangan bangsa.
Majas yang kedua majas personifikasi yaitu
Setelah bertafakur
Tahulah aku
Manusia harus bertelur
Karena yang betelur hanyalah burung manusia
hanya melahirkan
Majas
yang ketiga majas repitisi yaitu
Mimpi jadi sungai pun jadi,
menetas jadi hakekat lautan
9) RITME
DAN RIMA
Pada puisi Wahai Pemuda Mana Telurmu? terjadi
pengulangan bunyi vokal a pada bait I baris ke-1,3,dan pada bait IX baris ke-2
dan ke-3 dan bait Ibaris ke-2 terjadi pengulangan bunyi vocal u dan pada bait
III baris ke-2, bait IV baris ke-2 dan ke-3.
Apa gunanya merdeka
Kalau tak bertelur
Apa gunanya bebas
Kalau tak menetas?
……….
Kalau tak bertelur
Apa gunanya bebas
Kalau tak menetas?
……….
Kepompong menetaskan
kupu-kupu,
………
kupu-kupu,
………
Pada bait V terjadi pengulangan bunyi i
Uap terbang menetas awan
Mimpi jadi, sungai pun jadi,
Menetas jadi,
Hakekat lautan
Mimpi jadi, sungai pun jadi,
Menetas jadi,
Hakekat lautan
1) TEMA
SALEMBA
Oleh: Taufik Ismail
Alma Mater, janganlah bersedih
Bila arakan ini bergerak pelahan
Menuju pemakaman
Siang ini
Bila arakan ini bergerak pelahan
Menuju pemakaman
Siang ini
Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani
1966
Pada puisi
Salemba menceritakan tentang peristiwa kematian seseorang (duka cita). Alma
mater yang dimaksud oleh pengarang adalah suatu Universitas atau Mahasisiwa
yang di landa duka cita/keharuan.
Alma
Mater, janganlah bersedih
Bila arakan ini bergerak pelahan
Menuju pemakaman
Bila arakan ini bergerak pelahan
Menuju pemakaman
Pada bait II
menceritakan tentang keberanian Mahasiswa
yang melawan tirani namun mereka telah gugur di medang perang.
Siang ini
Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani
Jadi, tema pada puisi Salemba yaitu kedukaan yang
disebabkan oleh gugurnya Mahasiswa ketika melawan Tirani.
2) RASA
Pada puisi unsur rasa yang terdapat didalam
adalah keikhlasan dan mengharukan terdapat pada bait I
Alma
mater, janganlah bersedih
Bila
arakan ini perlahan
Menuju
pemakaman
3) NADA
Unsur
nada dalam puisi salemba adalah kebanggaan, keberanian dan mempunyai semangat
juang ketika melawan tirani
Siang ini
Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani
4) AMANAT
Amanat dalam puisi ini adalah kita harus
mengikhlaskan kematian seseorang dan jangan bersedi hingga berlarut-larut.
5) DIKSI
Dalam puisi Salemba unsur diksi pada pada bait
I baris ke-1 yaitu Alma mater yang dimaksud dalam ini adalah suatu Universitas
6) IMAJI
Pada
puisi Salemba imaji yang terdapat adalah
·
Imaji gerak
Alma mater, janganlah
bersedih
Bila arakan ini
perlahan
Menuju pemakaman
·
Imaji penglihatan
Siang ini
Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani
7) KATA
NYATA
Kata nyata yang mendukung hadir imaji gerak
adalah “Bila
arakan ini bergerak pelahan”. Dan kata nyata yang mendukung hadirnya imaji penglihatan adalah “siang ini”
8) MAJAS
Dalam puisi “Salemba” terdapat majas
metafora, majas to tem pro parte, dan majas sindiran.
Pada bait pertama menggunakan majas metafora
yaitu
Alma mater, janganlah
bersedih
Karena alma mater sifatnya sama dengan suatu
universitas atau (orang-orang) yang merasa kehilangan atau dilanda kedukaan
Pada baris kedua menggunakan to tem pro parte
yaitu
Bila arakan ini bergerak perlahan
menuju pemakaman
Pada baris ke-6 menggunakan majas sindiran
yaitu
Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani
9) RITME
DAN RIMA
Puisi
Salemba terjadi pengulanagan bunyi vocal i pada bait I baris ke-1
Siang ini
Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani
Dan pada puisi pada bait II menggunakan rima lurus a-a-a-a
yaitu
Siang ini
Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani
1)
TEMA
DERAI DERAI
CEMARA
Oleh: Chairil
Anwar
cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
Pengarang
mengambil judul Derai-Derai Cemara karena pohon cemara melambangkan kehidupan.
Pada bait I baris ke-1 dan ke-2 membahas tentang kematian yang semakin dekat.
cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam Kematian
terasa hari akan jadi malam Kematian
Pada bait II yang di garis bawahi Taufik
Ismail menggambarkan “Aku” mampu menahan penyakit yang menggorogotinya.
aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Namun pada bait III baris ke-3 dan ke-4
Taufik Ismail menyebutkan bahwa ia ingin menggapai cita-citanya namun telah di
dahului oleh nyawanya
hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah.
Jadi, tema pada
puisi Derai-Derai Cemara tentang
seseorang yang ingin mencapai cita-citanya namun nyawanya telah
mendahuluinya.
2) RASA
Pada puisi ini unsur rasa yang terdapat
didalamnya adalah rasa sedi, tercekam, dan rasa takut karena kematian yang
semakit dekat akibat penyakit yang menggorogotinya dan rasa pasrah dengan apa
yang di deritanya.
hidup hanya menunda kekalahan
terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
3) NADA
Unsur nada dalam puisi ini adalah kematian,
kesabaran
·
Nada kematian
cemara
menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
·
Nada kesabaran
aku
sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
4) AMANAT
Amanat
dalam puisi Derai Derai
Cemara adalah kita harus semaksimal mungkin untuk
mencapai apa yang kita cita-citakan agar
meninggal dengan tenang.
5) DIKSI
Cemara yang di maksud dalam puisi ini adalah
pohon yang berbatang tinggi lurus seperti tiang dan derai-derai artinya cucuran
atau titik air. Penyair mengambil judul derai-derai cemara yang melambangkan
kesedihan yang berkepanjangan akibat penyakit yang di derita. Pada bait I baris
ke-2 “malam” dalam puisi ini adalah kematian.
6) IMAJ
I
Imaji yang terdapat dalam puisi Derai Derai Cemara adalah imaji penglihatan, imaji gerak,
dan imaji perasaan
·
Imaji penglihatan
cemara menderai sampai jauh (karena
cemara menderai itu sesuatu yang bisa di lihat).
·
Imaji gerak di
pukul angin yang terpendam
·
Imaji perasaan
aku sekarang orangnya
bisa tahan
7) KATA
NYATA
Kata nyata yang mendukung hadirnya imaji
penglihatan adalah cemara
menderai sampai jauh, yang mendukung hadirnya imaji gerak adalah pukul angin yang terpendam, dan yang
mendukung hadirnya imaji perasaan adalah aku sekarang orangnya bisa tahan.
8) MAJAS
Dalam puisi “Derai-Derai Cemara” terdapat majas
Personofikasi, majas Alegori, majas Metafora
Dalam Sutardji Calzoum Bahri puisi derai-derai
cemara pada bait ke-1 pada larik “ dipukul angin yang terpendam” menggunakan
majar personifikasi. Karena yang sifatnya bisa memukul adalah manusia. Majas
yang kedua majas Alegori terdapat pada bait ke-2, yaitu
Aku
sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang kinibukan dasar perhitungan kini
Karena membandingkan kehidupan yang lalu dan
kehidupan sekarang seperti aku bisa tahan sudah bukan kanak lagi (kehidupan
sekarang) dahulu memang ada suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini
(dahulu)
Yang ketiga majas Metafora terdapat pada bait
ke-3 yaitu:
“ hidup hanya menunda kekalahan”
Karena menganggap bahwa berarti hidup hanya
sia-sia saja
9) RITME
DAN RIMA
Rima Asonansi vocal
a karena selalu terjadi pengulangan bunyi a pada bait I.
Dalam puisi
Derai-Derai Cemara masih di warnai puisi lama karena didominasi oleh
keterikatan sajak berpeluk yaitu sajak berpeluk a-b-a-b pada bait I,II, dan III
cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
1) TEMA
SAJAK
PUTIH
Oleh: Chairil
Anwar
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari
hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…
Pada
bait I Chairil Anwar menggambarkan tentang seorang pemuda yang kagum pada saat
melihat kekasihnya.
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Apabila dibaca dengan
penuh penghayatan, pada bait II kata-katanya bersifat permohonan kepada yang
Kuasa. Jadi, tema pada puisi Sajak Putih oleh Chairil Anwar tentang seorang
gadis yang sangat cantik dan sehingga memikat pria tersebut.
2) RASA
Unsur
rasa yang terdapat dalam puisi Sajak Putih adalah rasa senang akan keindahan
seorang gadis pada bait I, yaitu
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
3) NADA
Unsur
nada dalam puisi ini adalah optimis, dan
kesetiaan
Unsur nada optimis Hidup
dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Unsur nada kesetiaan Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
Selama matamu bagiku menengadah
Unsur nada kesetiaan Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
4) AMANAT
Amanat
dalam Sajak Putih adalah harus berani untuk mengatakan perasaan kita
5) DIKSI
Pengarang memilih judul di atas karena ia ingin
mengungkapkan perasaannya dengan memuji kekasih hatinya melalui sajak pada bait
I, yaitu:
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Pada baris ke-1 “warna pelangi” yang di maksud adalah gambaran
hati seorang pemuda yang sedang senang
Pada baris ke-2 “bertudung sutra senja” yang dimaksud
adalah pada sore hari
Pada baris ke-3 “Di hitam matamu kembang mawar dan melati”
yang di maksud adalah bola matanya yang indah
Pada bait II
Sepi
menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Pada baris ke-1 “sepi menyanyi” yang di maksud adalah
memohon (do’a) kepada Allah
Pada baris ke-2 “muka kolam air jiwa” yang di maksud adalah
bersedih hati
Pada baris ke-3 “ dadaku memerdu lagu” yang di maksud
adalah berkata dalam hati.
6) IMAJI
Dalam
Sajak Putih oleh Chairil Anwar terdapat imaji
·
Imaji penglihatan
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
7) KATA
NYATA
Kata
nyata yang mendukung hadirnya imaji adalah
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
8) MAJAS
Dalam puisi “sajak putih” terdapat majas
metafora, majas Repitisi, dan majas Antonomasia.
Pada baris ketiga “dihitam matamu kembang mawar dan melati”
menggunakan majas metafora. Karena sesuatu yang indah seperti bunga mawar merah
dan melati putih (cinta yang murni dan menggairahkan)
Majas
repitisi pada baris kesembilan “Hidup
dari hidupku” karena mengalami pengulangan kata
“Hidup”
Yang ketiga majas Anatonomasia pada baik ke-1
baris kedua yaitu
“kau depanku bertudung sutra senja”
karena menggunakan ciri fisik seseorang sebagai penggantinya.
9) RITME
DAN RIMA
Keseluruhan di dominasi
dengan adanya vocal /a/i/ dan /u/ dan Asonansi vocal a pada baris 2, 4, 5, 6,
9, 10, 11, dan 12
Dalam puisi ini
masih menggunakan rima berpeluk yaitu a-b-a-b pada bait I,II, dan III
cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar